Mayoritas Penghuni Neraka Adalah
Wanita. Mengapa?
Sekedar memberi informasi sedikit, artikel ini telah di
publikasikan 14 Juni 2014 lalu. Dan saya ingin repost kembali di blog saya.
Semoga bermanfaat dan barokah.
Allah
jadikan Surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai
kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal
shalih dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka Dia jadikan sebagai
tempat tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir,
musyrik, munafik dan durhaka kepada-Nya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS. Ali Imran: 132] dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” [QS. Al-Baqarah: 24, QS. Ali Imran:
131]
Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?
Diriwayatkan
dari Abu Sa’id al Khudriy radhiyallahu
anhu, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari raya Idul Adha atau
Idul Fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau
bersabda,’Wahai kaum wanita bersedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan
bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya,’Mengapa wahai
Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan
tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang
dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang
diantara kalian. Mereka bertanya,’Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan
akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Bukankah kesaksian seorang wanita
sama dengan separuh dari kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab,’Benar.’
Beliau berkata lagi,’Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak
melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab,’Benar.’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallamberkata,’itulah (bukti)
kekurangan agamanya.’ (HR. Bukhari)
Dalam
hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya
adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku, dan aku melihat
kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad)
Di
dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya
adalah orang-orang fakir, dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan
kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan
Imran serta selain keduanya)
Hadits-hadits
tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa
mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni
neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.
Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?
Di
dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamdan para shahabatnya
melakukan shalat gerhana
dengan shalat yang panjang, beliau melihat Surga dan neraka. Ketika beliau
melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya:
“ … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat
pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah
kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa
(demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka
bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab:“Mereka
kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap
kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di
antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada
dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah
melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR.
Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu
‘anhuma)
Di
dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjelaskan
tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda :
“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka
telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk
onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal
wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR.
Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu
‘anhu)
Dari
beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang
menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka
golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Banyak
melaknat.
Hal
ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: “Kalianbanyak melaknat”.
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya
melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut
syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak
diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui
keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan
karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan,’Tidak boleh melaknat seseorang
yang secara dhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang
telah kita ketahui menurut dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir
seperti Abu Jahal atau iblis.
Adapun
melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan
sifat-sifatnya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang
menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta
ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup),
orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang merubah batas-batas
tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu
yang baru di dalam Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan
oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri orang
tertentu. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88 – 89)
2. Durhaka terhadap
suami dan mengingkari
kebaikan-kebaikannya
Hal
ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar)
terhadap kebaikan-kebaikannya”.
Kedurhakaan
semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum Muslimin,
yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian
waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok
dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri
ialah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia
mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini
sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam: “Allah tidak
akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan
tidak merasa cukup dengannya.”(HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Termasuk
dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila
dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at: Tidak melayani kebutuhan
seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan
atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu,
menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan
perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan
menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di
tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara
lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari
suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.
3. Tabarruj
(bersolek)
Hal
ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: “dan
wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”
Yang
dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan
perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk
ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimahhalaman 120)
Ibnu
Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita
yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang memakai pakaian
yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka
adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada
hakikatnya.” (Dinukil oleh
Suyuthi di dalam Tanwirul
Hawalik 3/103)
Mereka
adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah
melarang hal ini dalam firman-Nya:
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan
mereka.” (QS.
An-Nuur: 31)
Wahai
ukhti Muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang
Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat
kelak.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah
kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (QS.
Al-Ahzaab: 33)
Inilah
beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka.
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat.
Amiin.
Ditulis oleh: Muhammad Wasitho, Lc
[Telah dimuat di dalam majalah NIKAH volume 8 no. 7 bulan November tahun 2009]